Dimana toilet? Ah, aku ingat. Toilet ada di ujung gedung
asrama ini. Sial, kenapa aku harus memilih kamar yang letaknya di pertengahan. Kan
jadi jauh kalau mau ke toilet.
Aku keluar dari toilet dan melihat dua orang berdiri di
depan kamar ku. Seorang bapak dan seorang gadis, tampaknya gadis itu seusia dengan ku.
Apa dia teman sekamar ku?
“Maaf, kamu Lika ya?” Tanya ku pada gadis yang berdiri depan
pintu kamar ku.
“Iya, kamu Gemmy?” balas Lika.
“Eh iya, yuk masuk. Ini kamar kita, Ka” ucap ku sambil
tersenyum mencoba bersikap ramah pada Lika, teman pertama ku di kampus
sekaligus teman sekamar ku dalam beberapa waktu kedepan.
Setelah berkenalan singkat dengan ku, Lika langsung masuk ke kamar dan mengenalkan bapak yang datang bersamanya. Oh itu ayah Lika. Aku dan Lika
sudah sempat berkenalan via SMS saat aku masih dirumah. Sedikitnya aku sudah
tau tentang Lika. Ekspektasi ku tentang Lika selama ini ternyata meleset jauh,
dia berbeda dari bayangan ku tentang calon-teman-sekamar-ku. Memang kadang
ekspektasi tidak sejalan.
Lika segera menempati tempat tidur kosong, karena aku sudah
menempati satu tempat tidur lainnya saat aku datang kemarin. Aku memilih tempat
tidur yang dekat dengan jendela. Alasannya supaya aku bisa bangun pagi saat
sinar matahari menyorot mata ku. Semoga saja.
Aku duduk di tempat tidur ku sambil asyik melihat Lika dan
ayahnya sibuk menata barang bawaan mereka yang cukup banyak itu. Saat memperhatikan
Lika, aku mencoba menerawang, apa kita bisa menjadi teman sekamar yang akrab? Aku
harap, ya.
Ayah Lika bermalam di asrama untuk beberapa malam, karena
rumah mereka jauh. Tidak cukup waktu sehari untuk sampai ke rumahnya. Aku dan
Lika masih menganggap ‘orang-asing’ satu sama lain. Mungkin karena Lika lebih
sering menghabiskan waktu bersama ayahnya, dan aku bersama Bori, laptopku.
to be continued with label "cerita"
to be continued with label "cerita"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar