12.20.2010

Menjelajah Dunia Laba-Laba

Laba-laba, siapa sih  yang enggak tahu laba-laba? Hewan kecil yang lucu ini banyak banget loh jenisnya, kira-kira ada lebih 30.000 jenis laba-laba yang sudah diketahui. Banyak orang mengira kalo laba-laba adalah serangga. Padahal, sebenernya laba-laba itu adalah temennya kalajengking, kutu, dan tungau dalam kelas arachnid, yang dalam beberapa hal berbeda dengan serangga. Jadi anggapan bahwa laba-laba serangga itu salah. Laba-laba mempunyai delapan kaki, sementara semut, lebah, kumbang dan serangga lain hanya mempunyai enam kaki. Selain itu, kebanyakanserangga punya sayap dan di kepalanya ada antenna, sedangkan laba-laba tidak. Arachnid termasuk filum Artropoda.

Laba-laba bisa dikelompokan dari cara hidupnya. Ada laba-laba pemintal jarring yang membuat jarring untuk menangkap mangsanya. Ada juga laba-laba pemburu yang mengejar serangga atau menunggu mereka. Dari segi struktur tubuh seperti taring, laba-laba bisa dikelompokan atas laba-laba sejati dan tarantula.

Pengen tahu lebih banyak tentang laba-laba? Oke, kita bahas beberapa jenis laba-laba. Laba-laba yang mau kita bahas di sini di antaranya :

1.       Laba-laba Penyamar Ulung
2.       Laba-laba dengan Jaring Tangga Melingkar
3.       Laba-laba Pelempar Jala
4.       Laba-laba Penipu Ulung
5.       Laba-laba Air Pemancing
6.       Laba-laba Air Penyelam
7.       Laba-laba yang Menyerupai Roda
8.       Laba-laba Peludah
9.       Laba-laba Pasilobus
10.   Laba-laba Pelompat

Kita bahas satu-satu ya jeng, cekidot…

1.       Laba-laba Penyamar Ulung

Banyak jenis laba-laba yang berburu tanpa membangun jarring. Salah satunya adalah laba-laba kepiting. Ia menyamarkan diri pada bunga-bungaan dan memakan lebah yang hinggap disana. Laba-laba kepiting menggunakan kemampuannya berubah warna untuk menyesuaikan diri denganwarna kuning atau putih pada bunga. Ia menyamarkan kaki dengan sempurna di tengah-tengah bunga dan bersiap menunggu mangsanya. Warna tubuhnya secara sempurna menyerupai warna bunga tempat ia bersembunyi. Hanya dengan perhatian yang seksama saja laba-laba ini dapat dibedakan dari bunga tempat persembunyiannya.



Laba-laba ini beraksi ketika lebah hinggap di bunga tersebut. Saat itu, laba-laba secara perlahan merangkumkan kaki-kakinya ke tubuh lebah, kemudian dengan gerakan tiba-tiba menggigit kepala lebah sambil menyuntikan bisa langsung ke otak mangsanya. Setelah itu, ia memakan korbannya.

2.       Laba-laba dengan Jaring Tangga Melingkar

Bagi banyak makhluk hidup, jarring laba-laba merupakan perangkap yang mematikan. Namun ada beberapa makhluk hidup yang dapat selamat dari perangkap maut ini. Misalnya ngengat. Debu yang menempel pada tubuhnya membuat perekat pada jarring tidak efektif. Sehingga ngengat dapat lolos dengan mudah.

Namun, ngengat masih dapat di jerat dengan jarring yang konstruksinya tidak biasa. Jarring milik laba-laba Skoloderus yang tinggal di daerah tropis berbeda dari kebanyakan jarring, sangat mirip dengan kertas lalat. Dengan begitu, Skoloderus dapat menangkap ngengat dengan mudah. Laba-laba ini membangun jarring dengan panjang satu meter danlebar 15-20 sentimeter, menyerupai tangga. Ngengat yang terperangkap akan jatuh ke dasar jarring. Saat jatuh, ngengat kehilangan sebagian beesar lapisan pelindung yang mencegahnya menempel pada jaring laba-laba biasa, sehingga ngengat terjerat dan tidak bisa lolos dari perangkap laba-laba Skoloderus.

3.       Laba-laba Pelempar Jala

Laba-laba ini memiliki nama ilmiah Dinopis, laba-laba inimenggunakan teknik berburu yang sangat luar biasa dan menakjubkan. Alih-alih membangun jarring permanen dan menanti mangsa, ia justru membuat jarring khusus dan melemparkannya kepada mangsa. Kemudian ia membungkus mangsanya dengan jarring ini. Serangga yang tertangkap pun mati. Agar tetap segar untuk dimakan nanti, laba-laba ini membungkus mangsanya dengan benang yang baru.


Ketika laba-laba ini menunggu mangsanya, jaringnya mirip sarang sempit yang terbuat dari jerami. Namun penampilan yang tidak berbahaya ini sebenarnya adalah tipuan. Saat laba-laba beraksi menangkap mangsanya, ia menggunakan kaki-kakinya membalikkan jarring tersebut dari dalamkeluar sehingga menjadi sebuah perangkap maut yang membuat mangsa tidak bisa lolos darinya.

4.       Laba-laba Penipu Ulung

Berbeda dengan kebanyakan laba-laba, Portia Fimbriata selain membuat jarring juga berburu jauh dari jaringnya sendiri. Keistimewaan lain dari Portia adalah lebih suka memakan spesiesnya sendiri disbanding serangga lain. Oleh karena itu, medan perburuan Portia pada umumnya adalah jaring laba-laba lain. Saat berburu, ia menggunakan strategi menarik. Biasanya, laba-laba ini mendarat pada sebuah jaring ketika angin bertiup atau saat seekor serangga sedang berusaha membebaskan diri. Getaran kuat seperti itu menyamarkan goncangan yang di timbulkan Portia saat mencari mangsa. Jika dilihat, ia seperti sepihan daun yang ditiup angin kea rah jaring. Tidak seperti laba-laba lain yang melompat dengan bersemangat kepada mangsanya,PortiaI bergerak perlahan. Ketika sampai ke jaring, ia menipu dengan memetik dan menepuk-nepuk sutera jaring dengan kaki-kakinya, meniru serangga yang terperangkap. Ketika pemilik jaring mendekat, Portia bersiaga dan menanti untuk menerkam.



Laba-laba Portia juga menipu anggota spesies mereka sendiri dengan peniruan. Misalnya, ia meniru upacara perkawinan laba-laba Euryattus yang tinggal dalam daun tergulung yang di tahan oleh benang-benang sutera. Saat berada di atas rumah laba-laba betina, Portia menggoyang-goyangkan daun tersebut sambil menari di atasnya seperti Euryattus jantan. Karena tertipu, laba-laba betina tersebut keluar dari sarangnya.

5.       Laba-laba Air Pemancing

Beberapa laba-laba berburu di tempat yang tidak terduga. Seperti laba-laba dengan julukan Dolomedes. Laba-laba air ini berburu di permukaan air. Laba-laba ini sering di temukan di tempat-tempat dangkal seperti rawa dan parit. Laba-laba air yang pengelihatannya kurang baik, banyak menghabiskan waktunya di dekat air dengan membuat benang-benang dan menyebarkan di sekitarnya. Fungsinya ada dua: sebagai peringatan batas wilayah bagi laba-laba lain, juga sebagai jalur penyelamatan jika terjadi bahaya tak terduga.



Cara berburu yang paling sering di gunakanlaba-laba Dolomedes adalah dengan meletakkan empat kaki di air, dan empat kaki lainnya di tanah kering. Ini merupakan cara cerdik agar tidak tenggelam saat berburu. Ia menutupi bagian kakinya yang akan berada di air dengan lapisan tahan air dengan cara melewatkan ke taringnya. Ia lalu mendekati tepi air. Dengan menurunkan tubuhnya secara sangat hati-hati, ia bergerak ke permukaan air. Ia menempatkan taring dan perabanya di bawah air sedemikian rupa sehingga sehingga tidak mengganggu permukaan. Ia menunggu makhluk hidup mendekat dengan mata memandang ke sekitarnya dan kaki –kakinya merasakan getaran di air. Untuk makanannya, laba-laba ini harus menemukan mangsanya sedikitnya sebesar ikan”Golyan”.



Ketika laba-laba ini berburu, ia diam tak bergerak higga ikan berada sekitar 1,5 sentimeter dari rahangnya. Kemudian ia tiba-tiba terjun ke air, menangkap ikan dengan kaki-kakinya, dan menggigitnya dengan taring beracunnya. Lalu, agar ikan yang lebih besar itu tida menyeretnya ke bawah air, ia cepat-cepat mnelentangkan tubuh. Bisa yang di suntikkan segera bekerja. Bisa itu tidak hanya mematikan, tetapi juga melarutkan organ-organ dalam dari mangsanya menjadi semacam sup sehingga mudah untuk di cerna. Setelah mangsanya mati, laba-laba  ini menyeretnya sampai ke darat kemudian memakannya.

6.       Laba-laba Air Penyelam

Laba-laba air dari wilayah hangat benua Asia dan Afrika menghabiskan kebanyakan waktunya di bawah air, sehingga mereka membuat sarang di dalam air. Untuk membangun sarangnya, mula-mula laba-laba ini membuat sebentuk panggung di antara tangkai-tangkai atau dedaunan di dalam air. Ia melekatkan panggung ini ke tangkai-tangkai dengan benang-benang sutera . selain menstabilkan panggung, benang-benang ini juga menunjukan jalan pulang bagi si laba-laba, sakaligus bekerja seperti radar yang memperingati adanya mangsa yang mendekat.

Setelah itu, laba-laba mengangkut gelembung udara ke bawah panggung tersebut dengan kaki-kakinya. Dengan begitu, jaring menggembung ke atas. Jika semakin banyak udara yang di tambah, bentuknya jadi seperti lonceng.


Pada siang hari, laba-laba menunggu di sarangnnya. Jika ada binatang yang kecil lewat, terutama serangga atau larva, ia akan segera keluar, menyembar, dan menyeret ke sarang untuk di santap. Serangga yang jatuh ke permukaan air menimbulkan getaran. Laba-laba ini dapat merasakannya, lalu segera muncul ke permukaan, menangkap dan menariknya ke bawah air. Laba-laba ini bahkan menggunakan jaring di permukaan air. Baik serangga maupun korban lainnya yang jatuh ke dalam jaringnya mengalami hal yang sama.

Menjelang musim dinigin, laba-laba harus berjaga-jaga agar tidak membeku. Karena itu, begitu musim dingin kian dekat, laba-laba air ini turun lebih dalam. Kali ini, ia akan membuat lonceng musim dingin dan mengisi bagian dalamnya dengan udara. Beberapa laba-laba lainnya pindah ke cangkang siput-laut yang kosong. Ia tidak pernah bergerak di dalam loncengnya, dan hampir tidak mengeluarkan energy sepanjang musim dingin. Ini untuk menghemaat energy dan mengurangi penggunaan oksigen.dengan persiapan ini berarti gelembung udara yang di bawanya menuju lonceng dapat bertahan selama 4-5 bulan musim dingin.

7.       Laba-laba yang Menyerupai Roda

Saat menghadapi bahaya, beberapa spesies laba-laba di gurun Namibia, Afrika Barat Daya, menarik kaki-kakinya sehingga membentuk tubuhnya sepertin roda. Lalu, dengan serangkaian gerakan jungkir balik, ia menjauh dari bahaya dengan cepat. Ukuran laba-laba ini sekitar 2,5-3 sentimeter dan dapat bergerak dengan kecepatan 2 meter per detik. Sabagai bahan perbandingan, putaran tubuh laba-laba dalam bentuk roda kendaraan dengan kecepatan 40 kilometer per jam.

Beberapa spesies laba-laba menggunakan teknik ini untuk melarikan diri dari musuhnya. Musuh yang paling sering di hadapinya adalah tawon liar betina. Laba-laba ini, yang membuat sarangnya di atas bukit pasir, bergegas keluar begitu merasakan tawon mulai menggali sarangnya. Mula-mula ia mengambil beberapa langkah untuk mendapat kecepatan. Kemudian ia melipat masuk kaki-kakinya yang bersendi lima dengan membangun kecepatan seperti rodda yang menggelinding ke bawah bukit, dan ia pun kabur. Jika saja laba-laba ini membangun sarangnya di bawah bukit, ia tidak akan mampu mendapat kecepatan yang di perlukan untuk melarikan diri dan ia akan tertangkap. Karena itulah ia memilih membuat sarang di atas bukit.

8.       Laba-laba Peludah

Spesies laba-laba yang di kenal sebagai Scytodes membunuh korbannya dengan cara menyemprotkan campuran racun dan zat perekat. Cairan-cairan ini di buat di dalam kelenjar besar di belakang matanya. Kelenjar ini terbagi dalam dua rongga. Yang satu berisi racun, yang lainnya berisi zat perekat. Laba-laba ini mengerutkan otot-otot di sekitar rongga perekat, maka zat perekat menyembur dari taringnya. Dengan pola semburan zig-zag, zat perekat ini membentuk jala yang merekatkan mangsa ke daun atau ranting yang dilewatinya. Dengan membuat mangsanya tak dapat bergerak dan melekat pada cabang atau daun, ia dapat menyantapnya di lain waktu.

9.       Laba-laba Pasilobus

Pasilobus, laba-laba yang hanya ada di New Guinea, adalah pakar dalam mempersiapkan perangkap. Jaring-jaring yang dibuatnya sangat lengket. Keseluruhan jaring di kalungkan di antara dua titik tetap. Ikatan pada satu ujung sangat kencang, tetapi ujung yang lainnya di biarkan cukup longgar. Ini bukan suatu kesalahan, atau karena kelalaian laba-laba. Bahwa ini merupakan strategi berburu dapat kita ketahui saat ada mengsa mendekat. Ketika seekor ngengat terbang mengabrak jaring, simpul yang longgar terlepas. Karena ujung yang satunya terikat kuat, serangga tersebut tetap tergangtung di udara bagaikan sebuah buntelan. Selanjutnya Pasilobus mendekati dan menyemprotkan zat perekat ke seluruh tubuhnya, mulai dari kepala. Dengan cara ini, laba-laba menangkap mangsanya hidup-hidup.

10.   Laba-laba Pelompat

Berlawanan dari laba-laba spesies lainnya yang membuat jaring dan menunggu, laba-laba pelompat lebih suka menyerang mangsanya dengan cara melompat, sesuai dengan namanya. Laba-laba ini demikian ahlinya sehingga mampu menangkap serangga yang sedang terbang dari jarak setengah meter lebih.

Laba-laba dapat menggunakan teknik yang mengagumkan ini berkat daya tekan hodrolik pada ke delapan kakinya. Pada akhir penyerangan, tiba-tiba ia menukik ke arah mangsanya dan menancapkan taringnya yang kuat kepada mangsanya. Lompatan itu biasanya terjadi di antara tetumbuhan yang lebat. Agar berhasil melakukannya, laba-laba harus memperhitungkan sudut yang tepat, sekaligus kecepatan dan arah korbannya.

Yang lebih menarik lagi adalah cara laba-laba ini menghindari bahaya kematian setelah menangkap mangsanya. Karena harus melemparkan dirinya ke udara saat mengkap mangsanya, laba-laba ini menghadapi risiko maut. Ia bisa menghantam tanah dari ketinggian (biasanya dari puncak pohon). Namun laba-laba ini menghindari bahaya ini dengan menambatkan benang sutera yang dibuatnya ke cabang pohon tempat ia bertengger sebelum melompat. Ini mencegahnya jatuh dan memungkinkannya bergantung di udara. Benang tersebut cukup kuat untuk menahan beban tubuhnya dan mangsa yang di tangkapnya.



*Kebanyakan spesies laba-laba mempunyai delapan mata, berupa dua baris deengan empat mata masing-masingnya. Yang lainnya punya enam, empat, atau dua mata.

*Diambil dari buku Pustaka Sains Populer Islami, jilid 6 : Menjelajah Dunia Laba-Laba. Karya Harun Yahya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar