6.22.2013

Unpas punya

Mobil listrik karya tim Jalak Harupat Universitas Pasundan (Unpas) Bandung berhasil keluar sebagai juara pertama di Indonesia Electric Vehicle Competition (IEVC). Tidak hanya menjadi yang tercepat, desain mobil yang menarik juga menjadi faktor bagi tim tersebut dalam meraih kemenangan.

Pada kompetisi besutan jurusan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akhir pekan lalu, mobil listrik tim Jalak Harupat itu ternyata tidak hanya dapat digunakan di area sirkuit tapi dapat digunakan sebagai mobil rekreasi.




"Mobil listrik ini kami desain untuk mobil rekreasi. Bisa digunakan di tempat wisata sehingga desainnya pun kokoh," ujar perwakilan tim Jalak Harupat, Reza Rahardian, seperti dikutip dari laman UGM, Selasa (11/6/2013).

Berbekal mesin impor asal China, mobil berwarna oranye itu memang terlihat cukup tangguh. Apalagi, secara teknis mesin mobil menggunakan daya hingga 6 ribu watt dengan battery 12 volt, 42 ampere/hour.

Kecepatan maksimum mobil listrik itu bisa mencapai 73 km per jam. Sementara dengan kecepatan 50 km per jam, mobil itu bisa menempuh jarak terjauh hingga 10 km. “Kami siapkan mobil ini selama enam bulan, mulai dari desain rangka dan penyediaan bahan. Total biaya yang kita butuhkan mencapai Rp60 juta," katanya.

Selain Jalak Harupat, tim ‘Tpop’ dari Politeknik Bandung dan tim ‘Green Fast’ dari Politeknik Negeri Semarang berhasil menempati posisi kedua dan ketiga. Panitia juga memberikan penghargaan khusus untuk best presentation yaitu tim ‘Alive’ dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Ketua panitia IEVC Benjamin Bima menyebut, para pemenang kompetisi mobil listrik ditentukan berdasarkan hasil performa kecepatan dan ketahanan mobil. “Mereka yang menang karena memiliki performa yang baik jika dibandingkan peserta yang lain dan juga driver yang handal dalam mengemudikan mobil,” tutur Benjamin.

Menurut Benjamin, ada perbedaan kompetisi dengan tiga tahun silam, yaitu adanya perlombaan drag race dan time-attack race yang merupakan kompetisi pertama di Indonesia. Kompetisi drag race menguji kecepatan mobil dan time attack race menguji ketahanan mobil.

Dosen Fakultas Teknik Mesin UGM Khasani menambahkan, perlombaan mobil listrik tidak sekadar berkompetisi untuk menjadi yang terbaik. Peserta bisa saling berbagi pengalaman untuk sharing pengetahuan soal desain mobil listrik dan pengembangan teknologi mobil listrik di Tanah Air. "Peserta bisa improve teknologi yang ada,” kata Hasani.

IEVC diikuti oleh 12 tim dari berbagai universitas di Indonesia, seperti Universitas Mataram (Unram), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Semarang, dan Universitas Bangka Belitung. (mrg).

from: okezone.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar